delima belanda

tak pernah ku tahu nama mu begitu
yang ku tahu cuma pengujungnya
sedap disebut enak didengar
mau dari mulut mereka
atau dari mulut mu sendiri.

tak pernah ku sangka diri mu begitu
nakal ganas pandai segala
buat keringat dingin mengalir habis
tetap enak bersalut manis
kan ku kenangi itu selalu.

tak pernah ku terfikir mengapa begitu
kau di bentak kau di pukul
manis yang kau berikan
cuma hempedu yang dibalas
tapi kau tabah semulia2 nya.

tak pernah ku duga diri mu begitu
gemar luluran merapi kulit mu
walaupun bukan untuk ku
tapi buat diri mu jua
untuk bekalan hari2 tua.

tak pernah ku terlintas diri mu begitu
tak mau menuntut apa pun jua
dari lelaki istimewa yang jauh di sana
yang belum pasti identiti nya
lagi curiga lidah nya.

tak pernah ku ingat diri mu begitu
sungguh jujur sungguh ikhlas
sungguh terbuka kepada si dia
namun kadang membuat resah
takut kehilangan talian mesra.

tak pernah ku tahu diri mu begitu
memanjat doa pohon restu
kepada yang esa menggapai nikmat
mencelek mata mu luas puas
membuka pintu hati mu lagi.

sekarang sudah pun nyata
yang kau milik dunia
teroka lah selagi hayat masih menyala
menerangi hidup mu lagi
bersama apa yang sedia ada
kau tetap bahagia.